Semangat Resolusi Jihad Menyala, Ratusan Santri Gelar Upacara Peringati Hari Santri Nasional 2025
Gunung Agung, 22 Oktober 2025 – Ratusan santri dan warga Nahdliyin memadati halaman Pondok Pesantren dalam Upacara Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025. Suasana khidmat dan penuh semangat kebangsaan menyelimuti rangkaian acara yang mengingatkan kembali pada sejarah heroik Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh Hadratusy Syaikh K.H. Hasyim Asy'ari.
Dalam orasinya yang singkat, Inspektur upacara ( Gus Fauzi), menegaskan makna mendalam di balik peringatan HSN. "HSN adalah hari di mana K.H. Hasyim Asyari mengeluarkan fatwa atau resolusi jihad karena Belanda mau datang lagi. Akibat dari resolusi ini terjadilah perang besar di Surabaya dan puncaknya pada tanggal 10 November, yang kita kenal sebagai Hari Pahlawan," ujarnya di hadapan peserta upacara.
Ia menambahkan, fatwa jihad tersebut pada masanya bertujuan agar semangat perjuangan lebih tinggi dan umat Islam semakin peduli terhadap kemerdekaan yang telah diproklamasikan pada 17 Agustus. "Penetapan HSN oleh pemerintah merupakan penghargaan agar santri selalu mengingat peran-peran besar kyai, ulama, santri dan kehidupan pesantren," tegasnya.
Merespon berbagai komentar negatif di media sosial yang kerap menyerang pondok pesantren, santri, dan kiai, Beliau meminta seluruh santri untuk tetap semangat mengaji dan takzim terhadap kyai dan tidak terpengaruh oleh provokasi yang berusaha memecah belah bangsa.
"Dengan penuh keyakinan, saya percaya pondok pesantren akan tetap tegak berdiri, menjadi lembaga pendidikan favorit, benteng akhlak bangsa, dan benteng berdirinya NKRI. Meskipun akhir-akhir ini santri dan pesantren diframing negatif oleh ulah sekelompok orang yang ingin menghancurkan NKRI," tegasnya dengan lantang, di hadapan para santri.
Upacara HSN 2025 ini berlangsung dengan khidmat dan tertib. Berlangsung di halaman pondok pesantren Darul Falah dan yang bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah Gus Fauzi, yang juga membacakan Teks Pancasila. Sahabat Kusman dari Banser menjabat sebagai Pemimpin Upacara.
Rangkaian acara inti pun dilaksanakan dengan penuh hikmat. Pembacaan Teks Resolusi Jihad dibawakan oleh sahabat Hidayat (PAC Ansor), diikuti Pembacaan Ikrar Santri oleh perwakilan santri putri. Pembacaan Pembukaan UUD 1945 dibacakan oleh sahabat Wulan dari Fatayat.
Keindahan dan kekhidmatan upacara semakin terasa dengan penampilan paduan suara oleh ibu-ibu Muslimat Fatayat, yang membawakan lagu-lagu subhanul wathon dan hari santri. Acara kemudian ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Bapak Muslimin, Kepala KUA Kecamatan Gunung Agung.
Melalui peringatan ini, semangat Resolusi Jihad kembali digaungkan, bukan untuk berperang, tetapi untuk membangun negeri dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari segala bentuk ancaman. (mwcnu gunung agung).